Selasa, 04 Juni 2013

Tugas Bahasa Indonesia 2# “Artikel Bersikap Ilmiah”

ARTIKEL BERSIKAP ILMIAH
Sikap Ilmiah
Bahasa yang dipakai di kampus/sekolah adalah bahasa ilmiah. Maka, ketika seorang mahasiswa/siswa/dosen/guru berbahasa Indonesia, maka sejatinya ia sedang bersikap ilmiah. Dalam berbagai buku pelajaran dan buku teks kuliah, bahasa pengantar yang dipakai adalah bahasa Indonesia. Pada referensi tertentu, masih ada yang menggunakan bahasa asing seperti Inggris, namun dalam proses belajar-mengajar, umumnya bacaan dalam bahasa asing itu di-“bumikan” dengan bahasa Indonesia agar mudah dimengerti.

Sikap ilmiah berbahasa Indonesia dalam kita lihat pada dua hal:lisan dan tulisan. Saat seseorang menulis, maka ia menggunakan bahasa Indonesia yang baku. Bagi penulis tertentu, seperti Emha Ainun Nadjib, bahasa baku kadang tidak diindahkannya. Ia kemudian bermain-main dengan teks, dan menghasilkan kata-kata tertentu yang menarik dan populer. Jadi, ada eksperimentasi dalam proses menulisnya. Namun, secara umum, dalam bahasa tulisan kita perlu lebih banyak menggunakan bahasa Indonesia, karena inilah identitas bangsa.

Dalam bahasa lisan, kita bisa melihat pada bagaimana seseorang berbicara. Seorang aktivis mahasiswa biasanya sering mengadakan eksperimen dalam berbicara menggunakan bahasa baku (bahkan pada titik tertentu, ada yang terlalu “ilmiah” dan berat sehingga sulit untuk dimengerti). Namun, karena ini adalah eksperimen dalam berbahasa, jadi tidak ada masalah.

Sikap ilmiah yang dimaksud adalah sikap yang seharusnya dimiliki oleh seorang peneliti. Untuk dapat melalui proses penelitian yang baik dan hasil yang baik pula, peneliti harus memiliki sifat-sifat berikut ini.
1.      Mampu Membedakan Fakta dan Opini
Fakta adalah suatu kenyataan yang disertai bukti-bukti ilmiah dan dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, sedangkan opini adalah pendapat pribadi dari seseorang yang tidak dapat dibuktikan kebenarannya sehingga di dalam melakukan studi kepustakaan, seorang peneliti hendaknya mampu membedakan antara fakta dan opini agar hasil penelitiannya tepat dan akurat serta dapat dipertanggungjawabkan
kebenarannya.

2.      Berani dan Santun dalam Mengajukan Pertanyaan dan Argumentasi
Peneliti yang baik selalu mengedepankan sifat rendah hati ketika berada dalam satu ruang dengan orang lain. Begitu juga pada saat bertanya, berargumentasi, atau mempertahankan hasil penelitiannya akan senantiasa menjunjung tinggi sopan santun dan menghindari perdebatan secara emosi. Kepala tetap dingin, tetapi tetap berani mempertahankan kebenaran yang diyakininya karena yakin bahwa pendapatnya sudah dilengkapi dengan fakta yang jelas sumbernya.

3.      Mengembangkan Keingintahuan
Peneliti yang baik senantiasa haus menuntut ilmu, ia selalu berusaha memperluas pengetahuan dan wawasannya, tidak ingin ketinggalan informasi di segala bidang, dan selalu berusaha mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan yang semakin hari semakin canggih dan modern.

4.      Kepedulian terhadap Lingkungan
Dalam melakukan penelitian, peneliti yang baik senantiasa peduli terhadap lingkungannya dan selalu berusaha agar penelitian yang dilakukannya membawa dampak yang positif bagi lingkungan dan bukan sebaliknya, yaitu justru merusak lingkungan. Semua usaha dilakukan untuk melestarikan lingkungan agar bermanfaat bagi generasi selanjutnya.

5.      Berpendapat secara Ilmiah dan Kritis
Pendapat seorang peneliti yang baik selalu bersifat ilmiah dan tidak mengada-ada tanpa bukti yang dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Disamping itu, peneliti juga harus kritis terhadap permasalahan yang terjadi dan berkembang di sekitarnya.

6.      Berani Mengusulkan Perbaikan atas Suatu Kondisi dan Bertanggung Jawab terhadap Usulannya
Peneliti yang baik senantiasa berani dan bertanggung jawab terhadap konsekuensi yang harus dihadapinya jika sudah mengusulkan sesuatu. Usulan tersebut selalu diembannya dengan baik dan dilaksanakan semaksimal mungkin, kemudian diwujudkannya dalam bentuk nyata sehingga hasilnya dapat dinikmati oleh orang lain.

7.      Bekerja Sama
Dalam kehidupan sehari-hari, peneliti yang baik mampu bekerja sama dengan orang lain dan tidak individualis atau mementingkan diri sendiri. Ia meyakini bahwa dirinya tidak dapat hidup tanpa bantuan orang lain sehingga keberadaannya senantiasa diharapkan oleh orang lain.

8.      Jujur terhadap Fakta
Peneliti yang baik harus jujur terhadap fakta dan tidak boleh memanipulasi fakta demi kepentingan penelitiannya karena penelitian yang baik harus berlandaskan pada studi kepustakaan yang benar agar kelak jika orang lain melakukan penelitian yang sama, didapatkan hasil yang sama pula. Apa pun fakta yang diperolehnya, ia harus yakin bahwa itulah yang sebenarnya.

9.       Tekun
Sebuah penelitian kadang kala memerlukan waktu yang pendek untuk menghasilkan sebuah teori, tetapi kadang kala memerlukan waktu yang sangat lama, bahkan bertahun-tahun. Seorang peneliti yang baik harus tekun dalam penelitian yang dilakukannya, tidak boleh malas, mudah jenuh, dan ceroboh, juga harus rajin, bersemangat, serta tidak mudah putus asa. Dengan demikian, ia akan mendapatkan hasil yang memuaskan.


Nama              : Sarina Hongland.M
Npm                : 16210388
Kelas                : 3EA21
Tugas 3 Bahasa Indonesia 2# tentang “Artikel Bersikap Ilmiah
Sumber:
http://wawasanfadhitya.blogspot.com/2012/02/bersikap-ilmiahmateri-biologi-kelas-10.html#ixzz2V3WhGzUH

Tidak ada komentar:

Posting Komentar